Kamis, 16 Desember 2010

E-Learning


10.24 |

Paradigma sistem pendidikan yang semula berbasis tradisional dengan mengandalkan tatap muka, beralih menjadi sistem pendidikan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dengan sentuhan dunia teknologi informasi khususnya dunia cyber (maya). Sistem pendidikan yang berbasis dunia cyber yang dimaksudkan disebut dikenal dengan istilah e-learning.
A.    Pengertian dan Ciri-ciri e-learning
Adanya keterbatasan dalam proses belajar mengajar tradisi-onal berbasis tatap muka yang dibatasi oleh ruang dan waktu, maka e-learning nadir untuk mengantisipasi hal ini. Dengan proses belajar mengajar tidak dibatasi lagi oleh ruang dan waktu sehingga hubungan antara peserta didik dan pengajar bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Istilah e-learning sangat popular beberapa tahun be-lakangan ini, mekipun konsepnya sudah cukup lama dimun-culkan sebelumnya. Istilah ini sendiri memiliki definisi yang sangat luas. Terminologi e-learning cukup banyak dikemukakan dalam berbagai sudut pandang, namun pada dasarnya mengarah pada pengertian yang sama. Huruf e pada e-learning berarti elektronik yang kerap disepadankan dengan kata virtual (maya) atau distance (jarak). Dari hal ini kemudian muncul istilah virtual learning (pembelajaran di dunia maya) atau Distance learning (pembelajaran jarak jauh). Sedangkan kata learning sering diartikan dengan belajar pendidikan (education) atau pelatihan(training). Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan meng-gunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronika. Dalam pelaksanaannya, e-learning menggunakan jasa audio, video, perangkat komputer, atau kombinasi dari ketiganya. E-learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan). Ini berarti dengan e-learning memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada peserta didik menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi berupa komputer dan jaringan internet atau intranet. Dengan e-learning, belajar bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, melalui jalur mana saja dan dengan kecepatan akses apapun. Proses pembelajaran ber-langsung efesien dan efektif.
Dari hal tersebut bermakna, bahwa e-learning adalah proses learning (pembelajaran) menggunakan/memanfaatkan TIK se-bagai tools. Fokus e-learning adalah pada "LEARNING" (belajar) dan bukan pada "e" (electronic). E-learning juga berarti proses transformasi pembelajaran dari "Instructor Centric" ke "Learner Centric". (Effendi, Bob Soelaeman: 2006)
E-learning merupakan suatu teknologi pembelajaran yang relatif baru di Indonesia. Dalam pembelajaran itu pengajar dan peserta didik tidak perlu berada pada tempat dan waktu yang sama untuk melangsungkan proses pembelajaran. Pengajar cukup mengupload bahan-bahan ajar pada situs e-learning dan peserta didik dapat mempelajarinya dengan membuka situs e-learning tersebut di manapun.
E-learning merupakan bentuk pembelajaran yang me-manfaatkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dengan demikian, teknologi informasi dapat dipandang secara positif sebagai media yang menyediakan dan membantu interaksi antara pengajar dan peserta didik dalam mengefisienkan dan mengefektifkan pembelajaran.
Penggunaan e-learning dapat diukur dari perilaku yang mencerminkan kebiasaan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran sehari-hari. Peng­gunaan TIK dapat mencakup pola interaksi antara pengajar dan peserta didik, pemanfaatan teknologi sebagai sumber belajar dan penggunaan teknologi sebagai alat bantu. Pengajar dan peserta didik bukan merupakan obyek yang hanya bisa memanfaat-kannya melainkan dengan subyek dari e-learning. Subyek artinya memiliki peran yang aktif yang menentukan keberhasilan e-learning. Pengajar dan peserta didik memiliki kemauan dan kemampuan dalam memanfaatkan TIK.
E-learning merupakan aplikasi TIK yang bersifat pragmatis yang memerlukan dukungan infrastruktur dan superstruktur lain yang terkait dengan lembaga pendidikan dan pengajar maupun peserta didik. Oleh karena itu keberhasilan penggunaan e-learning dipengaruhi juga oleh daya beli pengajar dan peserta didik terhadap fasilitas TIK yang dibutuhkan untuk mengakses internet, dengan menyediakan komputer, modem, laptop atau note book dengan fasilitas tersebut pada saat ini bukanlah se-suatu yang murah, dan cenderung sulit untuk disediakan baik oleh pengajar maupun peserta didik, terutama secara perorangan.
Dari paparan di atas, maka ciri khas e-learning yaitu tidak tergantung pada waktu dan ruang (tempat). Pembelajaran dapat dilaksanakan kapan dan di mana saja. Dengan teknologi infor­masi, e-learning mampu menyediakan bahan ajar dan menyimpan instruksi pembelajaran yang dapat diakses kapanpun dan dari manapun. E-learning tidak membutuhkan ruangan (tempat) yang luas sebagaimana ruang kelas konvensional. Dengan demikian teknologi ini telah memperpendek jarak antara pengajar dan peserta didik.
B.            Kelebihan e-learning
Pembelajaran dengan e-learning memiliki banyak kelebihan, seperti diberikan berikut:
1.        Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi peserta didik karena kemampuannya dapat berinteraksi lang-sung, sehingga pemahaman terhadap materi pembelajaran akan lebih bermakna (meaningfull), mudah dipahami, mudah diingat dan mudah pula untuk diungkapkan kembali.
2.        Dapat memperbaiki tingkat pemahaman dan daya ingat se-seorang (Retention Of Information) terhadap knowledge yang disampaikan, karena konten yang bervariasi, interaksi yang menarik perhatian, immediate feedback, dan adanya interaksi dengan e-learner dan e-instructor lain.
3.        Adanya kerja sama dalam komunitas on-line, sehingga memudahkan berlangsungnya proses tranfer informasi dan komunikasi, sehingga setiap elemen tidak akan kekurangan sumber/bahan belajar.
4.        Administrasi dan pengurusan yang terpusat, sehingga memudahkan dilakukannya akses dalam operasionalnya.
5.        Menghemat atau mengurangi biaya pendidikan, seperti berkurangnya biaya untuk membayar pengajar atau biaya akomodasi dan transportasi peserta didik ke tempat belajar.
6.        Pembelajaran dengan dukungan teknologi internet membuat pusat perhatian dalam pembelajaran tertuju pada peserta didik, sebagaimana ciri pokok dari e-learning. Ini berarti dalam pembelajaran peserta didik tidak bergantung sepenuh-nya kepada pengajar. Peserta didik belajar dengan mandiri untuk menggali (mengeksplorasi) ilmu pengetahuan melalui internet dan media teknogi informasi lainnya. Kemandirian peserta didik akan meningkat, karena setiap peserta didik di-tuntut untuk mempelajari dan mengembangkan materi secara mandiri. Peserta didik belajar sesuai dengan kemampuannya sendiri, sehingga akan meningkatkan rasa percaya dirinya.
Di samping itu, Bates dan Wulf (1996) menambahkan bahwa pembelajaran e-learning juga memiliki kelebihan sebagai berikut:
1.             Meningkatkan     inter aksi     pembelajaran     (enhance interactivity)
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran melalui internet dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan bahan belajar, peserta didik dengan guru, dan antara sesama peserta didik. Hal ini berbeda dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani, atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Pada pembelajar­an yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan guru untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung hanya didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan tidak mempunyai sifat pemalu. Keadaan yang demikian ini sejalan dengan pemikiran Margaret Loftus (Loftus, 2001) yang mengatakan bahwa "in a real classroom, a few students may dominate the discussions, and shy individuals don't stand a chance. By contrast, both the shy and pushy can speak up on-line."
Dalam kegiatan pembelajaran elektronik melalui internet, peserta didik yang terpisah satu sama lainnya di samping juga terpisah dari guru merasakan lebih leluasa atau bebas untuk mengungkapkan pendapat atau mengajukan pertanyaan karena tidak ada peserta didik lainnya yang secara fisik mengamati dirinya. Dengan demikian, peserta didik yang pemalu atau lamban tidak lagi merasa khawatir akan dicemooh, dikritik, atau dilecehkan karena pendapat atau pertanyaan yang diajukan mungkin dinilai kurang berbobot.
Melalui pembelajaran on-line, setiap peserta didik merasa­kan adanya kebebasan untuk mengajukan pertanyaan atau me­nyampaikan pendapat/pemikiran tanpa diiringi oleh perasaan takut dipermalukan di hadapan banyak orang yang disaksikan oleh gurunya. Iklim pembelajaran dan perasaan peserta didik yang kondusif seperti ini akan dapat mendorong peserta didik untuk meningkatkan kadar interaksinya dalam kegiatan pem­belajaran, sehingga hasil belajar lebih optimal.
2.             Mempermudah interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility)
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan di manapun dia berada (Kerka, 1996; Bates, 1995; Wulf, 1996).
Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, yang dapat diserahkan kepada guru begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu penyerahan tugas harus menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru. Juga tidak perlu menunggu sampai ada waktu luang guru untuk mendiskusikan hasil pelaksanaan tugas apabila dikehendaki. Melalui teknologi internet, semua hal yang demikian ini dapat diatasi. Peserta didik tidak harus terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada kegiatan pembelajaran yang konvensional.

3.             Memiliki Jangkauan yang Lebih Luas (potential to reach a global audience)
Pembelajaran yang fleksibel dari sisi waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau kegiatan pem­belajaran elektronik melalui internet semakin lebih banyak atau terbuka secara luas. Informasi (knowledge) mudah diakses lebih luas (dari jarak jauh) dan lengkap, tidak terbatas oleh waktu karena bisa dilakukan kapan saja.
Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi ham-batan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar melalui interaksinya dengan sumber belajar yang telah dikemas secara elektronik dan siap diakses melalui internet, tidak hanya di ruangan kelas atau sekolah, namun bisa dilakukan di rumah, di kamar, atau tempat lain. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkannya.

4.             Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities)
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan ber-bagai software yang terus berkembang turut membantu mem-permudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar yang telah dikemas dapat dilakukan secara periodik dengan cara yang lebih mudah sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya. Di samping itu, pemutakhiran penyajian materi pembelajaran dapat dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian guru selaku penanggungjawab/pembina materi pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar secara elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh mereka yang bertanggungjawab dalam pengembangan bahan belajar elek­tronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembela-jarannya sendiri. Harus ada komitmen dari guru untuk secara teratur memantau perkembangan kegiatan belajar pembela-jarannya dan memotivasi pembelajarannya.

C.      Pengembangan     "Search     Engine"     Sistem e-learning
Search engine adalah fasilitas yang akan mengatur dan mengelola berbagai aktivitas yang dilakukan dalam sistem e-learning. Search engine yang diciptakan khusus untuk kebutuhan e-learning dibangun dengan melibatkan berbagai unsur, di antaranya adalah:
1.             Database
Pada dasarnya sistem database merupakan komponen utama dari e-learning. Database akan menampung dan mengolah data dari seluruh peserta didik, untuk pengajar/dosen, pengun-jung, anggota, pelanggan, dan pegawai administrasi dalam meng­elola bahan pelajaran, nota kuliah, jadwal, soal dan jawaban, nilai, informasi seluruh peserta didik dan pengajar/dosen, berita, dan yang lain yang berhubungan dengan kebutuhan e-learning. Database bisa di up-date setiap waktu oleh pihak-pihak yang ber-kepentingan secara on-line. Pengembangan database bisa meng-gunakan software apapun yang dapat mendukung pengembangan database seperti Microsoft Acces, MySQL, SQL Server, Dbase dan Oracle. Database tersebut disimpan dalam database server.
2.             Aplikasi Web Server (HTTP server)
Aplikasi web server merupakan sebuah fasilitas yang me-nyediakan kemudahan untuk sistem on-line. Di dalam aplikasi web server ini pengguna bisa memperoleh data, menyimpan data dan meng-up-date data. Semua protokol yang ada di internet selalu melibatkan server dan client. Demikian juga dengan HTTP (Hypertext Transfer Protocol), yang merupakan protokol tempat aplikasi web dijalankan. Dalam protokol tersebut, yang menjadi server adalah web server dan yang menjadi client adalah web browser. Ketika pengguna memasukkan alamat teftentu di browser, maka browser akan mengirimkan permintaan tersebut ke web server yang dimaksud dan hasilnya dapat ditunggu. Jika yang diminta adalah sebuah file dokumen, maka web server akan mengirimkan file tersebut ke browser. Dan jika yang diminta adalah sebuah file yang mengandung program server side, maka we6 server akan menjalankan program tersebut kemudian meng-irim hasilnya dalam bentuk HTML ke browser.
3.             Pemrograman Web
Bahasa pemrograman yang mendukung pembuatan HTML (hypertext mark-up language) disebut bahasa standar dalam pembangunan web. Pemrograman ini perlu diketahui oleh para pekerja administrasi, operator, dosen dan pengelola universitas dengan maksud agar dapat meng-up-date kandungan yang ada di dalam database. Contoh bahasa yang bisa digunakan adalah JavaScript, Hiperteks Markup Language (HTML) dan Hiperteks Preprocessor (PHP).
4.             Password
Password adalah unsur yang paling penting di dalam ber-bagai sistem yang berhubungan dengan on-line. Password ini bertujuan untuk menjamin keamanan data, keselamatan data­base, keamanan informasi, transaksi dan keamanan berbagai fasilitas yang dimiliki dalam on-line sistem.
5.             Antara Muka (interface)
Penampilan sangat penting dalam pembangunan web. Selain untuk menarik minat pengunjung, juga untuk memberikan arahan yang jelas kepada pengguna dalam menggunakan web. Pengembangan interface bisa dikatakan gampang-gampang susah, sebab selain dari pengetahuan dan kemampuan yang menggambarkan sistem harus memiliki kualitas yang tinggi, kreatifitas dan nilai seni dari pengembang juga sangat diperlu-kan. Interface adalah pintu gerbang dari sebuah sistem.
6.             Fasilitas Sistem e-learning
Aplikasi yang bisa dikembangkan di dalam sistem e-learning tergantung kepada kebutuhan. Namun pada umumnya sistem akan memberikan tiga fasilitas yaitu fasilitas khusus, fasilitas umum dan fasilitas penunjang.
a.        Fasilitas Khusus
Fasilitas khusus adalah fasilitas yang hanya bisa diakses oleh peserta didik, dosen, pegawai administrasi dan pihak-pihak lain yang diberi kewenangan khusus dalam mengakses semua program yang ada di dalam web server. Untuk bisa meng-gunakan fasilitas ini diperlukan kunci masuk yang disebut 'password'. Di antara aspek yang termasuk fasilitas khusus ini adalah: data pribadi, materi pelajaran lengkap, soal, sis-tern ujian dan nilai, sistem pendaftaran kuliah, forum tanya jawab dan pembayaran kuliah.
b.   Fasilitas Umum
Fasilitas umum yaitu fasilitas yang diberikan secara umum kepada pengguna web. Pengguna akan menerima berbagai informasi secara umum, cara mengakses, proses pendaftaran, fasilitas e-mail, forum diskusi dan macam-macam aktivitas yang diperlukan.
c.        Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang bermakna fasilitas yang memberi ke-mudahan kepada pengguna yang mendukung terhadap ke-lancaran proses belajar mengajar. Fasilitas ini bisa berupa 'link' antara web satu dengan web lainnya yang memiliki kesamaan ataupun fasilitas download/upload.

D.    Teknologi e-learning
Beberapa produk teknologi e-learning meliputi:
1.         Audio Conreferencing
Audio conreferencing merupakan salah satu teknologi e-learning interaktif paling sederhana dan relatif murah untuk penyelenggaraan distance learning. Audio conferencing adalah interaksi atau konferensi langsung dalam bentuk audio (suara) antar dua orang atau lebih yang berada pada tempat berbeda, bahkan dapat melibatkan peserta yang banyak pada lokasi yang tersebar dan berbeda. Teknologi yang digunakan adalah sarana telepon. Dalam pelaksanaan audio conreferencing dibutuhkan perangkat tambahan (audio conreferencing bridge) yang dapat mengurangi gangguan (noise) maupun interaksi pada sistem.
2.        Videobroadcasting
Videobroadcasting merupakan salah satu teknologi e-learning interaktif yang bersifat satu arah (komunikasi linier). Penggunaan program e-learning dengan program Videobroad­casting lebih banyak digunakan dibandingkan dengan audio con­ferencing. Hal ini terjadi karena sifat Videobroadcasting yang audio visual. Dalam prinsip belajar diungkapkan bahwa belajar akan lebih berhasil jika melibatkan banyak indera. Sasaran pesertanya dalam jumlah yang besar (massal) dan menyebar (dispersed). Sebagai media transaksi pada umumnya mengguna-kan media satelit. Peserta mengikuti program pembelajaran melalui Videobroadcasting dengan cara melihat dan mendengar pesawat televisi yang terhubung ke stasiun (broadcaster) tertentu melalui antena penerima biasa atau antena parabola yang dilengkapi decoder khusus.
3.             Videoconferencing
Teknologi multimedia Videobroadcasting dapat memungkin-kan seluruh peserta didik melihat, mendengar, dan bekerja sama secara langsung. Sesuai dengan namanya, fungsi Videobroad­casting memberikan visualisasi secara langsung dan lengkap kepada seluruh peserta didik dengan menggunakan multimedia (video, audio, dan data).
4.     Jenis Aplikasi E-learning Berbasis Open Source
Jenis aplikasi e-learning antara lain adalah moddle dan Atutor.
 a.   Moodle
Salah satu aplikasi e-learning yang berbasis open source adalah moodle. Moodle adalah paket software yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet. Website moodle pertama kali dikembangkan oleh Martin Dogiamas yang mempertahankan moodle sebagai paket software e-learning dengan free (gratis) dan open source (terbuka source programnya). Moodle terus meng-embangkan rancangan sistem dan desain user interface setiap minggunya (up to date). Oleh karena itu moodle tersedia dan dapat digunakan secara bebas sebagai produk open source. Istilah moodle diambil dari singkatan Modular Object Oriented Dynamic Learning Enviroment, yang berarti tempat belajar dinamis dengan menggunakan model berorientasi objek. Dengan demikian merujuk pada paket lingkungan pendidikan berbasis web yang dinamis dan dikembangkan dengan konsep berorientasi objek. moodle bisa didownload secara gratis. Dalam penyediaannya moodle memberikan paket software yang lengkap (Moodle + Apache + MySQL + PHP). Moodle yang terbaru adalah Versi 1.4.3
Kelebihan moodle, antara lain:
1)             Penggunaannya tepat untuk kelas on-line dan hasil be-lajarnya relatif sama baiknya dengan hasil belajar langsung secara tatap muka dengan pengajar. Pengajar mempunyai hak istimewa, sehingga dapat memodifikasi bahan pelajaran. Pengajar dapat mengatur pelajaran dan dapat memilih bentuk/metode pembelajaran yang sesuai seperti berdasarkan mingguan, berdasarkan topik atau bentuk diskusi.
2)             Menggunakan teknologi sederhana, sehingga efisien, mudah dan relatif murah.
3)             Programnya mudah di-install dan cukup memerlukan satu database yang diperlukannya.
4)             Pelajaran dilengkapi dengan tampilan penjelasan. Selain itu pelajaran itu dapat dipilah menjadi beberapa kategori dan dapat mendukung banyak pelajaran.
5)             Keamanan yang kuat.
6)             Menyediakan paket untuk berbagai bahasa termasuk Bahasa Indonesia, sehingga setiap pengguna dapat memilih bahasa yang digunakan, bisa Bahasa Indonesia, Inggris, Cina, Perancis, dan sebagainya.
Dengan sistem e-learning berbasis open source  (moodle), diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja pengajar   serta   pemahaman   peserta   didik   terhadap   materi-materi pembelajaran.

b.             Atutor
Atutor adalah Web-based Open Source Learning Control Management System (LCMS) yang di desain dengan aksessibilitas dan kemampuan adaptasi. Atutor merupakan paket software yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan website, Administrator dapat meng-install atau meng-update Atutor dengan cepat dan singkat. Pengajar dapat dengan cepat me-masang, memaketkan, mendistribusikan materi pembelajaran, dan mengadakan kursus on-line-nya sendiri. Peserta didik belajar dalam lingkungan yang berbeda-beda. Atutor bisa di download secara gratis.
5.             e-learning dan Intelligent Tutoring System (ITS)
Intelligent Tutoring System (ITS) atau sistem cerdas pembe-lajaran (tutorial) adalah strategi pembelajaran yang menerang-kan urutan isi materi pembelajaran, umpan balik (feedback) yang diterima dan bahan ajar yang diberikan atau dijelaskan. e-learning diharapkan dapat digunakan meningkatkan kualitas pembelajaran (Sri Hartati, 2008:81).
Strategi pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran yang dapat mengatasi berbagai masalah dalam pendidikan hen-daknya terus dikembangkan, antara lain dengan adanya sarana pendukung bagi sistem pendidikan yaitu pembuatan perangkat lunak untuk menghasilkan sebuah sistem e-learning yang mengimplementasikan penerapan ITS. Pengembangan sistem e-learning dengan mengimplementasikan penerapam (ITS) dapat membuat proses pembelajaran jauh lebih efektif dan mudah untuk disesuaikan dengan perkembangan proses pembelajaran. Meningkatnya penampilan belajar peserta didik akan mendukung perolehan pengetahuan atau keterampilan baru, melalui pe-manfaatan waktu yang efisien.
E.    Aplikasi TIK untuk e-learning
Perkembangan teknologi informasi komunikasi (TIK) yang menghasilkan internet dengan World Wide Web (WWW) dar silabus on line di dalamnya disambut baik oleh dunia pendidikan Sumber pembelajaran berbasis TIK ini menjadi dapat teraksei oleh masyarakat banyak dan memberikan nilai yang berarti Aplikasi TIK untuk e-learning dapat berupa situs pembelajarar e-mail dan silabus on line.
a.        Situs Pembelajaran
Penerapan e-learning melalui jaringan internet menempa kan materi pada situs pembelajaran tertentu. Berbagai fasilits situs pembelajaran pada internet dapat diakses oleh peserta did: secara mandiri untuk keperluan pembelajaran karena di dalar nya memuat tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metoi pembelajaran, sumber daya web (melalui searching), perpustak an digital, pengajar, peserta didik, atau informasi lainnya sepei tentang jadwal pelajaran atau ujian, peta konsep pembelajar; dan yang lainnya. Website e-learning dan web lainnya harus dap di akses kapan saja dan di mana saja.
Berikut ini beberapa prinsip dalam membuat situs pem-belajaran atau website e-learning yang perlu diperhatikan, yaitu:
    a.          Merumuskan tujuan pembelajaran.
    b.          Mengenalkan materi pembelajaran.
    c.          Memberikan bantuan dan kemudahan bagi  peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran.
   d.          Memberikan bantuan dan kemudahan bagi peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas dengan perintah dan arahan yang jelas. Pengajar selalu memberikan pengawasan dan bimbingan terhadap pekerjaan peserta didik tersebut.
    e.          Materi pembelajaran yang disampaikan sesuai standar yang berlaku secara umum, dan sesuai dengan tingkat perkem-bangan peserta didik.
     f.          Materi  pembelajaran  disampaikan  dengan  sistematis  dan mampu memberikan    motivasi belajar,  serta pada bagian akhir setiap materi pembelajaran dibuat rangkumannya.
    g.          Materi pembelajaran disampaikan sesuai dengan kenyataan, sehingga mudah dipahami, diserap, dan dipraktekan langsung oleh peserta didik. Apalagi jika peserta didik sendiri yang merumuskan materi pembelajaran dan cara penyampaiannya.
    h.          Metode penjelasannya efektif, jelas dan mudah dipahami oleh peserta didik dengan disertai illustrasi, contoh, demonstrasi, video, dan sebagainya.
      i.          Sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran di atas perlu dilakukan evaluasi dan meminta umpan balik (feedback) dari peserta didik.
Kehadiran situs web bagi suatu organisasi pada era digital dan internet di dunia maya pada saat ini, dan mungkin masa yang akan datang, telah menjadi sebuah kebutuhan standar yang sangat penting, karena hal tersebut merupakan pintu masuk dalam menemukan dan mengenal termasuk di dalamnya in-formasi suatu organisasi di lingkungan dunia maya. Lembaga-lembaga pendidikan, khususnya sekolah, banyak yang telah me-miliki situs web. Selain merupakan kebutuhan bagi sekolah situs web ini yang merupakan tuntutan masyarakat yang memerlukan informasi tentang lembaga tersebut. Dengan demikian idealnya diperlukan pemahaman akan pentingnya situs web secara teoritis maupun praktis. Oleh karena itu situs web hendaknya dirancang dan dipelihara agar menarik, representatif dan dapat memenuhi kebutuhan informasi para pembaca dari masyarakat luas.
a.              Electronic-mail (e-mail) atau surat elektronik
Proses pembelajaran dengan memanfaatkan e-mail akan memungkinkan peserta didik untuk dapat berkomunikasi dan sa-ling mentransfer informasi dengan orang-orang di seluruh dunia. Melalui e-mail peserta didik mempunyai kesempatan mendapat-kan informasi dan berkomunikasi lebih luas lagi. Pengajar pun bisa menggunakan e-mail untuk berkomunikasi dengan peserta didik sebagai jurnal dialog dan juga dengan pengajar lainnya.
Melalui jaringan internet, e-mail yang dapat dimanfaatkan untuk berkorespondensi antara pengajar dengan peserta didik, pengajar dengan pengajar lainnya, atau peserta didik dengan peserta didik. Pengajar bisa memberikan informasi, menerima tugas/pekerjaan, atau mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik tanpa harus bertemu muka antara keduanya. Begitu pula komu-nikasi antara peserta didik menjadi lebih mudah tanpa terken-dala oleh tempat, ruang, dan waktu. Peserta didik bisa membaca dan menulis sesuai dengan minat dan kebutuhannya, kepada siapa saja dan sumber mana saja yang diperlukannya.
E-mail digunakan untuk pengajar on-line. Pengajar on-line tidak tersedia pada seseorang. Tidak secara tipikal tersedia dalam telepon. E-mail menjadi jembatan antara peserta didik dan peng­ajar. Beberapa institusi mengharapkan pengajar merespon pesan e-mail peserta didik dalam waktu 24 sampai 48 jam. Gagasan yang baik adalah mengecek e-mail setiap hari.
Pengajar harus mengetahui jenis pesan yang dikirimkan pe­serta didik dan pesan yang dikirim oleh peserta didik untuknya.
c.      Silabus On-line
Panduan proses pembelajaran antara pengajar dan peserta didik telah disediakan dalam silabus on-line. Seluruh peserta didik dan orang tua bisa memantaunya di silabus on-line. Dengan silabus on-line ini diharapkan dapat terjalin hubungan yang serasi dan kontrol yang baik di antara sekolah, masyarakat dan dunia kerja.
e-learning akan berhasil dengan baik jika dilakukan dengan benar dan optimal. Namun penerapan e-learning bisa mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut antara lain disebabkan oleh salah-nya pemilihan pendekatan dalam pembelajaran, yaitu tidak me-nerapkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered learning) melainkan pengajaran berpusat pada pengajar (teacher centered learning).
Pendekatan pengajaran yang berpusat pada pengajar (teacher centered learning) kurang tepat untuk diterapkan dalam e-learning, karena pengajar mendominasi pembelajaran. Peserta didik hendaknya sebagai subjek belajar bukan subjek belajar. Pendekatan ini membuat peserta didik sangat bergantung kepada pengajar. Akibatnya peserta didik menjadi pasif dan mengalami kesulitan untuk mengeksplorasi materi pembelajaran secara mandiri. Di samping itu sumber materi pembelajaran ada pada pengajar dan dirumuskan oleh pengajar sendiri tanpa melibatkan atau mengikutsertakan peserta didik. Akibatnya, peserta didik akan mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajar­an tersebut secara mandiri, dan harus dengan bantuan dengan penjelasan langsung dari pengajar, sehingga rasa percaya diri peserta didik untuk belajar mandiri juga akan berkurang.
Pada akhirnya disadari bahwa layanan e-learning dengan menggunakan pemanfaatan teknologi internet ini masih tergolong baru dan belum memiliki format standar dalam sistem pendidik-an kita. Dengan demikian wajar apabila kehadiran sistem baru tersebut masih terasa berada dalam dunia maya yang sesungguh-nya, yaitu maya dalam fikiran, maya dalam aktualitas dan maya dalam kenyataan. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan pendidikan di masa yang akan datang kehadiran e-learning merupakan suatu keniscayaan yang harus kita perlukan untuk memperkaya khasanah sumber-sumber belajar dalam pendidikan.
F.    E-learning dan Belajar Jarak Jauh (Distance Learning)
1.      Pengertian Belajar Jarak Jauh (Distance Learning)
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 31 dan SK Mendiknas No. 107/U/2001 tentang Perguruan Tinggi Jarak Jauh (PTJJ) secara lebih spesifik mengizinkan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk melaksanakan pendidikan melalui Perguruan Tinggi Jarak Jauh dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Ini merupakan salah satu bentuk pembelajarannya dengan meng­gunakan e-learning.
Dewasa ini e-learning menjadi menarik untuk diperhatikan oleh berbagai pihak, diberbagai bidang termasuk bidang pen-didikan dengan telah dibukanya upaya baru dalam proses belajar mengajar yaitu dengan adanya Sistem Belajar Jarak Jauh (SBJJ). Dalam SBJJ, interaksi antara peserta didik dengan pengajar terbatasi dan terhalang secara fisik. Oleh karena itu untuk meng-atasi keterbatasan itu disediakan berbagai layanan pembelajaran akademik, di antaranya tutorial on-line, bagi para peserta didik.
Distance learning adalah bentuk pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan menggunakan modul yang tercetak yang digunakan untuk korespondensi dan pembelajaran berbasis (TIK), seperti televisi, radio, dan komputer serta internetnya. Segmen populasi pelajar lebih menyukai pembelajaran yang menggunakan media instruksional yang berbeda. Misalnya: berhubungan dengan print, CD, Video, atau komponen audio, perlengkapan telecourse, TV interaktif, atau internet. Dengan demikian pengajar harus meng-etahui media terbaik yang bisa digunakan oleh peserta didik saat mempelajari suatu materi pelajaran dan tingkat kemampuan teknologi yang dapat diakses.
Beberapa produk TIK yang juga bisa digunakan untuk mendukung proses kegiatan pembelajaran para peserta didik misalnya siaran televisi, tape cassette, video film, siaran radio, dan slide. Dengan bantuan produk TIK tersebut, peserta didik mendapat informasi pelengkap bagi materi yang sedang atau telah mereka pelajari.
Belajar Jarak Jauh merupakan suatu sistem pembelajaran yang menitikberatkan pada proses belajar mandiri secara aktif berdasarkan paket belajar (modul) dengan bimbingan tutorial yang diselenggarakan dari jarak jauh dan satuan waktu tertentu untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan jenis, sifat, dan jenjang pendidikan yang telah ditetapkan.
2.      Prinsip Belajar Jarak Jauh
a.        Tujuan yang jelas. Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati,   dan  terukur  untuk  mengubah  perilaku  peserta didik.
b.        Relevan dengan kebutuhan. Program Belajar Jarak Jauh relevan dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga pendidikan.
c.         Mutu pendidikan.  Pengembangan program Belajar Jarak jauh merupakan upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu mutu proses pembelajaran yang ditandai dengan proses pem-belajaran lebih aktif atau mutu lulusan yang lebih produktif.
d.        Efisiensi dan efektivitas program. Pengembangan pro­gram Belajar Jarak Jauh harus mempertimbangkan efisiensi pelaksanaan dan ekfektivitas produk program. Efisiensi men-cakup penghematan dalam penggunaan tenaga, biaya, sumber dan waktu, serta sedapat mungkin menggunakan hal-hal yang tersedia.
e.         Efektifitas. Memperhatikan hasil-hasil yang telah dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program dan terhadap masyarakat.
f.         Pemerataan. Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khususnya bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena lokasinya jauh atau sibuk bekerja,
g.        Kemandirian. Kemandirian baik dalam pengelolaan, pem-biayaan, manapun dalam kegiatan belajar.
h.        Keterpaduan. Keterpaduan, yang dimaksud di sini adalah keterpaduan berbagai aspek seperti ketepaduan mata pelajaran secara multi disipliner.
i.          Kesinambungan. Penyelenggaraan Belajar Jarak Jauh tidak insidental dan sementara, tetapi dikembangkan secara ber-lanjut dan terus menerus.
3.      Karakteristik Belajar Jarak Jauh (BJJ)
Belajar jarak jauh memiliki karakteristik, sebagai berikut:
a.    Menjangkau semua peserta didik di mana pun berada.
b.    Proses belajar dilakukan secara mandiri.
c.    Sumber  belajar  adalah bahan-bahan  yang  dikembangkan secara sengaja sesuai kebutuhan dengan tetap berpedoman  pada kurikulum.
d.   Interaksi pembelajaran bisa dilaksanakan secara langsung dalam suatu pertemuan.  Bisa pula secara tidak langsung dengan bantuan tutor dalam forum tutorial,
e.    Waktu yang digunakan tepat sesuai waktu dan program yang telah ditentukan.
f.     Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik.
g.    Program disusun disesuaikan dengan jenjang, jenis, dan sifat pendidikan.
h.    Penilaian dilakukan sendiri (self evaluation).

4.      Prinsip & Bentuk Program Belajar Jarak Jauh (B JJ)
Penyusunan  program  belajar jarak jauh  memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
a.         Bertujuan  meningkatkan  mutu  kemampuan  para  peserta didik sesuai dengan bidang kemampuan, minat dan bakatnya masing-masing   agar   lebih   mampu   meningkatkan   mutu dirinya sendiri.
b.        Memperluas kesempatan belajar dan meningkatkan jenjang pendidikan para peserta.
c.         Meningkatkan efisiensi dalam sistem penyampaian melalui media modular dengan bantuan radio pendidikan, film, video, media pendukung lain.
d.        Berdasarkan kebutuhan lapangan dan kondisi lingkungan.
e.         Berdasarkan  kesadaran  dan  keinginan  peserta  didik  dan menekankan   pada   belajar   mandiri   yang   berdasar   pada aktualisasi diri, percaya diri bergantung pada kemampuan sendiri agar berhasil dalam studinya.
f.         Dikembangkan dalam paket terpadu dan dilaksanakan secara terpadu pada tingkat kelembagaan.
Dengan pertimbangan prinsip-prinsip tersebut, maka bentuk program jarak jauh dapat berupa paket belajar modular, program siaran radio, atau televisi, dan program multimedia.
5.      Sistem Komponen Belajar Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh disebut pembelajaran sistem terbuka, karena memberikan kesempatan kepada siapapun untuk belajar. Di samping itu peraturan yang diberlakukan tidak se-ketat kelas konvensional. Peserta didik tidak diwajibkan hadir di kelas untuk mengikuti proses pembelajaran seperti biasanya. Mereka pun tidak diwajibkan mengikuti jadwal pelajaran yang kaku. Peserta didik diberikan kesempatan untuk belajar sesuai karakteristik, kebutuhan, bakat, dan minatnya.
Sistem belajar jarak jauh diselenggarakan dengan maksud agar peserta didik dapat belajar mandiri. Bantuan terkadang dari pembimbing, yaitu guru dan tutor. Peserta didik belajar melalui teori, pikiran, perasaan, atau karya-karya yang telah dituangkan dalam buku teks, modul, majalah, suratkabar, atau program-program (software) yang disajikan melalui media berbasis TIK. Penyelenggaraan sistem belajar jarak jauh meliputi mata pelajaran, ahli pengembangan materi pembelajaran, dan ahli media pembelajaran yang menyusun dan mengembangkan kurikulum.   Mereka  mempersiapkan,   merancang,   menyusun,   dan memproduksi materi pembelajaran.
Program cetak dan program media yang dihasilkan ini lalu diberikan kepada peserta didik untuk dipelajari,  baik secara individual maupun berkelompok.  Mereka akan belajar sesuai dengan kemampuan dan percepatan belajarnya masing-masing. Peserta  didik  yang  belajarnya  cepat  tidak  perlu  menunggu temannya yang lambat. Sebaliknya, yang lambat belajarnya tidak perlu merasa ditingggalkan oleh temannya, namun tetap ber-usaha untuk belajar dengan optimal  sesuai karakteristiknya. Oleh karena tidak ada guru atau pembimbing langsung selama proses belajarnya, maka sistem belajar mandiri ini memerlukan kemauan, motivasi, dan semangat, serta disiplin yang besar dan kuat untuk bisa, pintar, atau cerdas. Jika menghadapi kesulitan atau tidak bisa mengerjakan  soal,  peserta  didik  diharapkan berdiskusi   dengan   teman.   Untuk   mengatasi   hal   ini   maka diadakan tutor untuk memberikan kegiatan tutorial yang ber-fungsi sebagai pembimbing. Komponen sistem belajar jarak jauh, meliputi:
a.         Peserta Didik
Tujuan peserta didik mengikuti sistem belajar jarak jauh, antar lain ingin mendapatkan ijazah, untuk mengisi waktu, hiburan, atau tertarik dengan programnya.
b.        Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dirancang khusus untuk keperluan sis­tem belajar jarak jauh sesuai kebutuhan peserta didik. Materi pembelajaran yang disusun mudah dipelajari tanpa perlu banyak mengharapkan bantuan orang lain. Materi ini disaji-kan melalui berbagai media. Pada awal keberadaan sistem belajar jarak jauh, medianya berupa media cetak, sehingga munculah buku atau modul. Namun sekarang di era TIK dan komunikasi media untuk belajar mandiri bisa memanfaatkan jaringan komputer seperti internet yang di dalamnya memuat banyak informasi dengan berbagai macam penyajian.
c.         Pembimbing, Tutor, Fasilitator
Tugas pembimbing, tutor, dan fasilitator adalah memberikan bantuan kepada peserta didik sewaktu-waktu secara berkala ketika peserta didik menghadapi kesulitan dalam mengerja­kan tugas, latihan, atau soal. Bantuan yang diberikan adalah membimbing untuk memahami tujuan yang akan dicapai, cara dan teknik mempelajari materi pembelajaran, penerapan metode belajar, dan bantuan lain yang dapat mengkondisikan peserta didik untuk belajar dan mencapai hasilnya secara optimal. Waktu pertemuan peserta didik dengan pembimbing, tutor dan fasilitator didasarkan pada jadwal yang luwes (fleksibel) tidak kaku disesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh peserta didik dan disesuaikan dengan perlu atau tidaknya bantuan dalam proses belajar.
d.    Tempat Belajar
Karena peserta didik tidak wajib datang ke sekolah setiap hari, maka peserta didik bisa belajar di mana saja, sambil menggembala kambing atau kerbau di kebun, atau sambil menunggu warung. Tempat untuk pertemuan dengan pem­bimbing pun diatur dengan memilih tempat yang nyaman meskipun sederhana untuk belajar.
e.    Sistem Evaluasi
Dalam sistem BJJ, peserta didik belajar tanpa diawasi oleh pembimbing, Oleh karena itu untuk menentukan apakah telah menguasai materi pembelajaran atau belum, peserta didik harus mengajukan kepada pembimbing untuk meminta diuji, Namun peserta didik bisa pula melakukan tes mandiri (self test I evaluation). Dalam hal ini peserta didik meng-erjakan soal tanpa pengawasan. Dirinya sendirilah yang menilai jawaban benar atau salah berdasarkan kunci jawaban test tersebut.
6.      Pendayagunaan komputer dalam progam BJJ
Komputerisasi program belajar jarak jauh bukan saja men-jadi suatu kebutuhan, akan tetapi sekaligus merupakan suatu keharusan, baik dalam administrasi maupun dalam edukasi. Pertimbangannya adalah:
a.         Data dan informasi tentang peserta didik dan tutor mem-butuhkan ketelitian dan ketepatan yang maksimal, agar dapat segera dikombinasikan dalam jangka waktu relatif cepat. Penyimpanan data melalui komputerisasi tentunya sangat membantu penyelenggaraan sistem administrasi dan manajemen program BJJ.
b.        Pelaksanaan kegiatan kurikuler, bimbingan tutorial, kegiatan penilaian, pengadaan dan pemakaian bahan bacaan serta alat bantu dan kegiatan pembelajaran lebih menekankan belajar mandiri, sehingga perlu pendataan dan pengolahan yang cepat dan akurat.
c.         Pendayagunaan komputer dalam program. BJJ merupakan salah satu sarana/prasarana yang penting guna lebih mem-perlancar sistem komunikasi informasi. Misalnya untuk pe-laksanaan bimbingan tutorial dan penilaian peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar yang optimal.
d.        Kebutuhan inovasi, penyesuaian dan pengembangan sistem pendidikan nasional dewasa ini meminta perhatian yang sungguh-sungguh dalam pendayagunaan TIK.
7.      Kelebihan Belajar Jarak Jauh
Dari  penjelasan yang telah disampaikan dapat  dikemukakan bahwa belajar jarak jauh memiliki kelebihan-kelebihan berikut:
a.         Menjangkau target yang telah ditentukan. Para peserta dapat dijangkau dengan media cetak dan elektronik seperti radio, televisi, komputer. Cara ini menguntungkan karena memberi-kan kesempatan yang luas bagi generasi muda yang ingin belajar lebih lanjut sesuai dengan minat dan keinginannya.
b.        Memberikan kesempatan yang luas dalam rangka pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik. Mereka dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya masing-masing yang berbeda dengan sistem klasikal.
c.         Tidak membutuhkan ruangan kelas khusus dan semua jenis perlengkapannya, kerangka kegiatan belajar lebih banyak dilakukan di rumah atau di tempat lainnya yang ada seperti tempat tertentu untuk yang ingin belajar berkelompok.
d.        Tidak memerlukan guru khusus yang bertugas mengajar secara berkesinambungan. Cukup dibina dan dibimbing oleh tutor yang bertugas secara berkala sebagai fasilitator dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan.
e.         Bahan belajar sudah disiapkan dalam bentuk rnodul yang di-siapkan oleh pengelola. Program ini memang sudah dirancang agar peserta didik mudah memahami bahan tersebut.
f.         Memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk belajar mandiri secara aktif, sehingga diharapkan me-reka lebih mantap pemahamannya melalui kegiatan internal, diskusi dan pemantapan mandiri. Pada dasarnya keber-hasilan peserta didik tidak bergantung pada sejauh mana mereka melakukan kegiatan belajar aktif tersebut.
g.        Lebih efisien dan ekonomis, karena waktu belajarnya tidak terstruktur. Peserta didik yang telah bekerja tidak perk meninggalkan pekerjaannya. Peserta didik juga tidak perlu datang ke sekolah yang mungkin jauh jaraknya. Pengelola-annya belajar dilaksanakan secara terpusat dengan melaku-kan kegiatan perencanaan dan pengembangan, koordinasi, pemantauan, pengawasan dan penilaian.
h.        Pengembangan kurikulum didasarkan pada kebutuhan lapangan, sehingga tidak perlu sama dengan kurikulum lembaga pendidikan formal lainnya.
8.      Kelemahan:
Beberapa kelemahan yang mungkin menjadi kendala BJJ meliputi:
a.         Persiapan dan perencanaan progam lengkap dengan semua perangkatnya memerlukan waktu dan pembiayaan yang cukup banyak serta mendayagunakan tenaga ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu.
b.        Menuntut para peserta didik belajar mandiri, sehingga memerlukan motivasi belajar tinggi.
c.         Peserta didik tidak dapat berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan pengajar, misalnya untuk minta penjelasan atau jawaban atas suatu pertanyaan yang diajukan. Bimbingan hanya bisa dilakukan dengan cara tutorial yang dilaksanakan secara berkala.
d.        Modul disusun secara terpusat sehingga besar kemungkinan bahan yang disajikan kurang relevan dengan kebutuhan peserta didik setempat atau kepentingan peserta didik. Bahan itu dapat kurang menarik, karena tulisannya tidak jelas, bahasa sulit dipahami, kurang contoh atau illustrasi, dan sebagainya.
Download disini


You Might Also Like :


0 komentar:

Posting Komentar